Permasalahan Pengembangan Daerah Rawa
Kelembagaan, Pelaksana O&P, Teknologi Budidaya, SDA & SDM
Kondisi Lahan
Kondisi dan karakteristik fisik lahan pasang surut merupakan lahan yang tidak normal karena banyak faktor pembatas, diantaranya:
· Kondisi Gambut
Umumnya kondisi gambut tebal hingga kedalaman 3 – 5 m dimana nilai keasaman sangat tinggi (pH<4)>
· Kondisi Pirit
Umumnya kondisi pirit adalah dangkal sehingga jika teroksidasi dengan udara akan menjadi racun bagi tanaman.
· Salinitas/ Intrusi Air Laut
Perilaku pasang surut air laut berdampak pada masuknya air asin di lahan, terutama di daerah pesisir atau berdekatan dengan laut/selat.
· Hidrotopografi Lahan
Secara umum, kondisi hidrotopografi lahan Tipe C dan D dimana air saluran/parit tidak dapat menggenangi lahan tetapi sebatas membasahi permukaan lahan usaha. Kondisi topografi umumnya adalah datar sehingga pada musim kemarau, air sungai turun dan tanaman banyak yang mati. Pada musim hujan jika terjadi banjir, air sungai naik menggenangi lahan.
Permasalahan Pengembangan Lahan Rawa
Permasalahan yang terkait dengan ketenagakerjaan dan sumber daya manusia di daerah rawa yang menonjol diantaranya adalah: Rendahnya tingkat pengetahuan dan keterampilan.Terbatasnya ketersediaan tenaga kerja untuk pertanian. SDA & SDM Kelembagaan, Pelaksana O&P, Teknologi Budidaya, Kondisi Lahan
Permasalahan Pengembangan Lahan Rawa
Produksi pertanian masih rendah, hal ini disebabkan beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sistem tata air yang masih sederhana.
2. Tidak adanya O&P jaringan yang memadai.
3. Sistem dan pola bercocok tanam yang sederhana.
4. Tingginya harga saprodi dan rendahnya daya beli masyarakat petani.
5. Rendahnya harga komoditas pangan.
6. Faktor alam/cuaca yang kurang mendukung, misalnya curah hujan yang rendah.
Permasalahan Pengembangan Lahan Rawa
Sejauh ini pengelolaan air (O&P) yang baik di kawasan lahan reklamasi rawa belum menjamin secara otomatis terjadinya peningkatan produktivitas pertanian pada tingkat yang optimal. Beberapa penyebabnya adalah:
1. Sarana dan prasarana tata air yang belum lengkap.
2. Terbatasnya alokasi dana bagi kegiatan O&P.
3. Tidak adanya petugas O&P.
4. Sistem jaringan tersier (tata air mikro) umumnya belum ada.
5. Rendahnya partisipasi petani dalam kelompok P3A.
Permasalahan Pengembangan Daerah Rawa
Belum adanya lembaga pendukung di daerah rawa yang berperan aktif dalam membantu petani untuk mengembangkan usaha-usaha budidaya pertanian maupun usaha-usaha lain yang berbasis pertanian guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kondisi sosial ekonomi dan kelembagaan masih belum mendukung kegiatan pengembangan pertanian yang berkelanjutan. Belum aktifnya peran petani baik secara individu maupun kelompok seperti P3A atau gabungan P3A. Bahkan P3A yang telah terbentuk umumnya belum mandiri dalam pengelolaan dan pengoperasian jaringan dikarenakan keterbatasan dana. Belum lengkapnya ketentuan yang mengatur tentang penyelenggaraan dan pengembangan rawa sebagai penjabaran UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dari mulai tingkatan Peraturan Pemerintah sampai kepada Norma Standar Pedoman dan Manual (NSPM).
Permasalahan Pengembangan Lahan Rawa
Penunjang Lain
Sarana dan Prasarana Transportasi
Aksesibilitas relatif masih rendah. Angkutan transportasi masih mengandalkan transportasi air, sementara transportasi darat masih mengandalkan ojek yang relatif lebih mahal karena fasilitas jalan masih terbatas dan kurang nyaman untuk dilalui.
Air Bersih
Terbatasnya sumber-sumber air bersih khususnya pada musim kemarau dapat menyebabkan rendahnya derajat kesehatan masyarakat dan rawan terhadap penyakit.